Di antara

Sebagai manusia sering kita berlarut-larut dengan pertanyaan tentang tujuan, seolah tujuan adalah syarat dari suatu keberadaan. Tujuan merefleksikan adanya suatu kondisi akhir, sebuah kondisi yang diingin. Sebuah titik terang di ujung lorong, kebahagiaan, pemahaman, kekayaan, keadlian, dan surga, semua itu contoh dari tujuan yang ada dalam pikiran kita. Ada sebuah harapan – hope -. Di sisi lain tujuan juga membawa kontradiksi akan suatu kondisi akhir yang berbeda dengan yang diharapkan. Kontradiksi itu yang orang banyak mengatakan sebagai kegagalan, seperti kebuntuan, kesedihan, kemiskinan, ketidak-adilan, dan neraka.

Namun aku tidak mau terjebak dalam dikotomi yang dibawa oleh tujuan, sebuah ketercapaian atau kegagalan. Terdapat spektrum yang sangat luas dari ketercapaian dan kegagalan, seringkali keduanya tidak membentuk suatu garis linear. Kita tidak akan bisa mengatakan tercapai, agak tercapai, tidak tercapai, sangat tidak tercapai, hingga gagal total, sebuah gradasi brutal simplification dari makna suatu tujuan. Terdapat kurva-kurva seribu dimensi yang terbentuk dari keduanya, yang bahkan arti tujuan itupun akhirnya bukan lah satu.

Dari kurva-kurva yang saling melilit satu sama lain dalam sebuah bagan seribu dimensi, yang paling mengerikan bukanlah saat menemukan kondisi akhir. Yang mengerikan adalah memahami bahwa kita akan selamanya ada di antara kurva-kurva tersebut, berharap menemukan satu titik akhir yang bernama tujuan.

Pada saat Tuhan menciptakan dunia dalam 6 hari, dan pada saat ciptaannya menjalani kehidupan, kematian, bangkit dari kubur lalu kiamat, kira-kira apa tujuan Beliau? Jika tuhan mampu menciptakan sesuatu hanya dengan Kun Fayakun, lalu kenapa Beliau tidak langsung saja mencipta hari kiamat?

One thought on “Di antara

  1. sedikit banyak karena Tuhan, dengan keagungannya, bersabda: sekacau-kacaunya atau serapi-rapinya kurva-kurva yang digoreskan makhluk-makhluknya, kesemuanya akan tetap dalam kekuasannya dan sesuai dengan aturan-aturan universal yang Beliau tetapkan

Leave a comment