Prolog surat untuk ruth

Dalam prolog Surat Untuk Ruth, terdapat dialog yang intim antara Are dan Ruth. Diawali dengan pelukan hangat, Are menyatakan perasaannya pada Ruth. Saat itu Ruth hanya diam, memandang kosong seorang Are lalu menciumnya dengan penuh perasaan.
Bagaimana seorang wanita seperti Ruth bertahan bersama pria yang tidak lagi dia cintai yang getar getar cintanya telah sirna bertahun yang lalu, itu mungkin inti pertanyaan Are.
Bisa jadi Ruth tidak tega untuk memutuskan hubungan dengan pria yang dengan sungguh-sungguh mengatakan akan membuatnya kembali jatuh cinta, setelah ia tahu tak ada cinta lagi dari Ruth. Bisa juga karena Ruth telah terlalu terbiasa akan kehadirannya, walaupun rasa cinta itu telah tiada.
Tapi Ruth akhirnya tega pula meninggalkan pria itu, berani pula kehilangan setiap bentuk kehadirannya. Entah apa yang dia lihat dari sosok Are yang baru dia cium dengan penuh kedamalaman perasaan.

Tulisan Bernard Batubara ini tidak terlalu menarik menurut saya, tetapi harus diakui prolognya begitu kuat dan intim.

Leave a comment